Hal itu diungkapkan ibunda Dhea, Masayu Chairani, saat bicara kepada awak media di kantor pengacara Henry Indraguna di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Sabtu (30/9/2017).
Namun menurutnya, pengakuan kesalahan yang diakui DHL telat. Padahal sebelumnya, ia dan Dhea telah meminta penjelasan baik-baik kepada DHL, tapi tak digubris.
"Dia ngakuin itu kesalahan staffnya, tapi kenapa setelah saya ke media baru sekarang hubungi saya. Kenapa nggak kemarin-kemarin. Katanya sudah case close kok hubungi saya. Dia bilang kelalaian staffnya," ujar Masayu.
"Mereka justru dulu menantang saya saat saya bilang saya akan konsultasi ke pengacara. Saya kesal ditantangin seperti itu. Mungkin sudah banyak peristiwa begini," lanjutnya sambil mengepalkan tangannya di atas meja.
Senada dengan ibunda Dhea, pengacara Henry Indraguna juga kesal betul dengan sikap DHL yang seakan menyepelekan masalah kamera. Ia pun berharap ada solusi jika pihak DHL tak mau dipolisikan.
"Perlakuannya tidak benar, seolah-olah kami tidak dianggap. Katanya case close. Ini kamera 200 juta kok. Orang nanti ngirim barang akan ketakutan," tutur Henry.
"Ngaku salah. Mau cari solusi. Tapi jangan nunggu ramai-ramai baru cari solusi. Tanggung jawabnya harus dibenerin ini. Kalau mereka mau ganti ya kami nggak akan begini," pungkasnya.
Kejadian sendiri berawal, saat Dhea 'Imut' ingin menjual kamera mahalnya itu ke seseorang. Namun karena sang pembeli lokasinya jauh, ia pun menitipkan kamera seharga Rp 229 juta itu ke keluarganya yang ada di Malang lewat jasa DHL. Sayangnya, kamera itu justru diambil oleh seseorang yang mengaku bernama Totok Suhandi.
Sampai saat ini, pihak DHL belum bisa dimintai komentarnya mengenai tuduhan tersebut.
(mau/nu2)
Photo Gallery
0 Response to "Dhea 'Imut' Berharap Solusi Terbaik Setelah Kameranya Hilang"
Posting Komentar