Psikolog: Artis yang Menikah Siri Risikonya Lebih Besar

Jakarta - Nikah siri dianggap sah oleh agama, tapi merugikan kaum perempuan. Berbeda dengan pernikahan pada umumnya, perempuan yang nikah secara siri tidak bisa mendapatkan hak-haknya seperti yang dicatat dalam undang-undang pernikahan.

Selain soal hak sebagai istri, perempuan yang dinikahi secara siri juga mempunyai risiko. Terlebih bila perempuan itu seorang publik figur yang namanya sudah dikenal, dikatakan bisa mendapat risiko yang lebih besar.

"Kalau nikah siri dilakukan oleh publik figur ketahuan, mungkin dia (si artis) terhindar dari risiko kalau ada apa-apa dalam perkawinan mereka," ujar Psikolog Anna Surti Aryani kepada detikHOT.

Akan tetapi, Anna mengingatkan, bila si artis tetap terancam oleh perceraian, tentu saja tidak bisa menuntut apapun dari sang suami. Kecuali sudah ada pembicaraan atau perjanjian hitam di atas putih di depan pengacara.

"Katakanlah dia bercerai, misalnya yang paling ketahuan perceraian kalau di pengadilan hakim bisa menuntut si suami untuk membayarkan sejumlah uang. Tapi kalau nikah siri karena tidak dicatat dalam negara, negara tidak bisa menuntut seperti itu," tambahnya.

Termasuk juga status si anak yang terlahir dalam sebuah pernikahan siri. Ini bisa menjadi masalah baru, karena menyangkut psikologis si anak.

Dalam akta lahir, tidak akan ada nama kedua orangtuanya. Itu bisa membuat si anak merasa ada yang berbeda dengan dirinya.

"Ketika anaknya besar bisa dipertanyakan, ada kemungkinan dilakulkan kebohongan-kebohongan lain. Psikologisnya kalau dia melihat, siri itu hal memalukan, itu yang terpengaruh secara negatif. Anak ini melihat kok akta saya nggak ada nama ayah saya, kenapa ayah saya jarang pulang. Itu yang kemudian akan dirasa saya bukan anak yang diinginkan," jelas psikolog yang akrab disapa Nina itu.

(pus/mmu)

0 Response to "Psikolog: Artis yang Menikah Siri Risikonya Lebih Besar"

Posting Komentar